MADRASAH ALIYAH
BAB II
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
Annisa Yumaira
Ela Fadilla
Nahrisya
Rajwa Zahara
Riska Rahmiyanti
Guru Pembimbing: Muhammad Fauzan
MAN Lhokseumawe
Tahun ajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyusun makalah ini.
Makalah yang
berjudul “Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas XI” yang disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
Dalam menyusun makalah ini penulis tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan ikut
bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penyusunan makalah yang lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis,
khususnya bagi pembaca umumnya. Amin..
Lhokseumawe, 28 Juli 17
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
…………………………………………………………. 2
Daftar Isi
……………………………………………………………….. 3
Bab I Pendahuluan
……………………………………………………… 4
- Latar Belakang …………………………………………............. 4
- Peta Konsep….……………………………………................ 8
Bab II Deskripsi ………………………………………………………… 9
a. Mari
Memahami Al-Qur’an………………………………... 10
b. Perilaku Orag yang Mengamalakan Mujahadatun-Nafs,
Husnuz-Zann, dan Ukhuwah……………………………….. 17
Bab III
Penutup…………………………………………………………… 18
- Rangkuman……………………………………………………….
- Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Al-Qur’an dan Al-Hadits
merupakan pedoman umat Islam yang utama. Oleh karena itu, mempelajari Al-Qur’an dan
Al-Hadits sangatlah penting. Hal tersebut dapat diperoleh melalui
pendidikan-pendidikan formal dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah umum, maupun terpisah menjadi mata pelajaran tersendiri terutama di
sekolah-sekolah berbasis agama Islam. Maka, keberadaan buku Al-Qur’an/Al-Hadits
sangat penting untuk menunjang pembelajaran tersebut.
Namun kenyataanya, banyak buku
materi tentang Al-Quran/Al-Hadits yang belum baik untuk dijadikan materi ajar
di sekolah-sekolah berbasis keislaman, seperti di Madrasah Tsanawiyah (MTs),
Madrasah ‘Aliyah (MA), serta sekolah-sekolah bercirikan Islam. Maka dari itu,
perlu kecermatan dan ketelitian dari berbagai pihak terutama dari pihak guru
mata pelajaran, sekolah (kurikulum) dan yayasan, terutama bagian pendidikan.
Dalam makalah ini, penulis
akan mencoba menganalisis buku “Buku Siswa Al-Qur’an Hadits Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 untuk Madrasah Aliyah (Peminatan IPA, IPS dan Bahasa)
kelas XI khususnya pada bab II” dari segi analisa profil dan isi buku, analisa
kronologi atau urutan materi, analisa relevansi kesesuaian materi dengan
standar kompetensi, analisa relevansi materi dengan kebutuhan siswa, analisa
ketepatan ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits dan analisa terhadap kualiatas evaluasi
belajarnya.
·
BAB II
HIDUP LEBIH DAMAI DENGAN MUJAHADATUN-NAFS, HUSNUZ-ZANN, DAN UKHUWAH
HIDUP LEBIH DAMAI DENGAN MUJAHADATUN-NAFS, HUSNUZ-ZANN, DAN UKHUWAH
Identitas
materi: Hidup akan
menjadi lebih damai dengan membiasakan kontrol diri, berbaik sangka kepada
orang lain, dan tetap menjaga persaudaraan.
Kompetensi
Inti:
- Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
- Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
- Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanuisaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
- Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya dimadrasah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi
Dasar:
- Menghayati nilai-nilai yang terkait dengan mujahadatun-nafs, husnuz-zann dan ukhuwah.
- Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang prasangka yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah.
- Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits.
- Mempresentasikan isi dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an tentang kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits.
Tujuan Pembelajaran:
- Peserta didik dapat membaca QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
- Peserta didik dapat menyebutkan makna mufradat QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
- Peserta didik dapat menjelaskan kandungan QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
- Peserta didik dapat menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
Materi Pembelajaran:
- QS. Al-Anfal [8] ayat 72 berisi tentang perintah kontrol diri (mujahadatun-nafs).
- QS. Al-Hujurat [49] ayat 12 berisi perintah berprasangka baik (husnuz-zan).
- QS. Al-Hujurat [49] ayat 10 berisi perintah menjaga persaudaraan (ukhuwah).
- Mujahadatun-nafs artinya perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu atau bersungguh-sungguh menghindari perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah SWT.
- Menurut Al-Qur’an nafsu manusia ada tiga yaitu nafsu amarah, nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah.
- Rasulullah menyebut jihad melawan hawa nafsu sebagai jihad besar (jihadul-akbar).
- Orang beriman diperintahkan untuk berprasangka baik (husnuz-zan), baik itu husnuz-zan kepada Allah SWT, kepada sesama manusia, maupun kepada diri sendiri.
- Persaudaraan (ukhuwah) diantara sesama mukmin adalah persaudaraan yang dilandasi oleh persamaan akidah dan keimanan kepada Allah SWT.
B. Peta
Konsep
- BAB II. Deskripsi
- Memahami Alqur’an dan Hadis.
Mujahadatun-Nasf
- Artinya :
- "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin),
mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang
yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun
bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka
meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu
wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat
perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan." (Q.S. Al-Anfal 18:72)
- Kandungan Surat Al-Anfal ayat 72 :
- 1. Berhijrah dari lingkungan kufur, syirik dan dosa untuk
menjaga agama dan melaksanakan tugas-tugas agama merupakan suatu perkara
yang diharuskan.
- 2. Perjanjian dan perbatasan antara negara tidaklah menghalangi
seorang muslim untuk melakukan tugas-tugas agamanya. Jika ada seorang
muslim yang berada di negara lain dalam kondisi teraniaya dan meminta
pertolongan kepada kita, kita sebagai saudara sesama muslim harus
memberikan pertolongan kepadanya.
- 3. Berpegang teguh pada perjanjian yang dijalin, termasuk dengan
kaum kafir sekalipun adalah sebuah keharusan. Selama pihak lain juga
komitmen terhadap janji mereka.
- Perilaku Yang Mencerminkan dari Surat Al-Anfal ayat 72 :
- 1. Rela
berkorban demi membela tegaknya syariat Islam meski harus mengorbankan
harta, jiwa, dan tenaga.
- 2. Lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi.
- 3. Tolong-menolong antar sesama muslim. Seperti, memberi tempat
tinggal kepada korban bencana, memberikan bantuan berupa harta maupun
tenaga, dan memberikan sedekah kepada fakir miskin di sekitar kita.
Pengertian
Mujahadah an nafs sering
disebut juga dengan kontrol diri, yaitu perjuangan sungguh-sungguh atau jihad
melawan ego atau nafsu pribadi. Kontrol diri seringkali diartikan sebagai
kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku
yang dapat membawa kearah konsekuensi positif, kontrol diri pun merupakan salah
satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama
proses-proses dalam kehidupan.
Jika kita menilik secara hakiki, nafsu diri atau disebut sebagai hawa
nafsu merupakan poros kejahatan. Karena, nafsu diri memiliki kecenderungan
untuk mencari berbagai kesenangan. Inilah kenapa Nabi Muhammad SAW menegaskan
bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh.
Manfaat dan
Hikmah Mujahadah An Nafs (Kontrol Diri)
Mujahadah An Nafs sangat penting dalam
kehidupan kita. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kontrol diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan orang lain
(interaksi sosial). Hal ini dikarenakan kita senantiasa hdup dalam
kelompok/masyarakat dan tidak bisa hidup sendirian, seluruh kebutuhan hidup
kita pun terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu juga kebutuhan psikologis
dan dan sosial kita. Oleh karena itu kita harus kerjasama dengan orang lain.
b. Kontrol diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita (nilai
diri)
c. Kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.
Dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan
diri sebaik-baiknya, maka kita akan dapat menjadi pribadi yang efektif.
Kemampuan mengendalikan diri menjadi sangat berarti untuk meminimalkan perilaku
buruk yang selama ini banyak kita jumpai dalam kehidupan di masyarakat juga
dalam tatanan kenegaraan.
Ciri-ciri Mujahadah An Nafs (Kontrol Diri)
Ciri-ciri seseorang yang mempunyai kontrol
diri antara lain :
a. Kemampuan untuk mengontrol perilaku yang ditandai dengan kemampuan
mengahadapi situasi yang tidak diinginkan.
b. Kemampuan menunda kepuasan dengan segera mengatur perilaku.
c. Kemampuan mengantisipasi peristiwa dengan mengantisipasi keadaan melalui
pertimbangan secara objektif.
d. Kemampuan menafsirkan peristiwa dengan melakukan penilaian dan
penafsiran suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positifnya.
e. Kemampuan mengontrol keputusan.
Orang yang rendah kemampuan mengontrol diri
cenderung akan reaktif dan terus tidak stabil.
Prinsip-prinsip
dalam Muhajahad An Nafs
a. Prinsip Kemoralan
Agama islam mengajarkan moral yang baik bagi
setiap umatnya, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh dan lainnya.
b. Prinsip Kesadaran
Prinsip ini mengajarkan kepada kita agar
senantiasa sadar saat suatu bentuk pikiran yang negatif muncul.
c. Prinsip Perenungan
Dengan melakukan perenungan, maka kita akan
cenderung mampu mengendalikan diri.
d. Prinsip Kesabaran
Perlu adanya kesadaran akan kondisi emosi
yang kita miliki.
e. Prinsip Pengalihan Perhatian
Manakala kita menyibukkan diri dengan
aktifitas yang positif.
Hadis tentang
Anjuran Mujahadah An Nafs
“Mulailah (berbuat baik) kepada dirimu
sendiri, makan beri nafkahlah dirimu lebih dahulu. Bila masih ada yang akan
engkau nafkahkan berikanlah kepada keluargamu. Bila masih ada lagi sesudah
memberi keluargamu, berikanlah kepada karib kerabatmu. Dan bila masih ada lagi
sesudah memberi karib kerabatmu, maka bertindaklah seperti itu, yakni
utamakanlah yang lebih erat hubungannya dengan orang yang akan di beri nafkah
itu, dan demikianlah seterusnya.” (H.R An
Nasa’i dari Jabir)
Husnuz-zaan
Husnuzhan
1. Pengertian
Kata Husnuzhan berarti berprasangka baik atau
sering disebut juga positive thinking. Lawan kata husnuzhan
adalah su’uzhan, artinya berprasangka buruk. Dalam penerapannya husnuzhan ada
tiga, yaitu husnuzhan kepada Allah SWT, husnuzhan kepada diri sendiri, dan
husnuzhan kepada sesama manusia.
a. Husnuzhan kepada Allah SWT
Husnuzhan kepada Allah SWT tidak sebatas
ucapan lisan saja, namun benar-benar direflesikan dalam bentuk tindakan nyata,
antara lain sebagai berikut :
1) Mencintai Allah SWT.
Dibuktikan dengan sikap senang mendengar
panggilan-Nya, senang menjalankan perintah-Nya.
2) Taat kepada Allah SWT
Dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah
dan menjauhi larangan-Nya.
3) Selalu mohon ampunan-Nya
Dilakukan agar kita menyadari bahwa kita
penuh dengan dosa, agar kita senantiasa selalu berdoa kepada-Nya.
b. Husnuzhan kepada diri sendiri
Husnuzhan kepada diri sendiri erat kaitannya
dengan sifat percaya diri. Kita yakin bahwa diri kita sanggup mengerjakan
banyak hal.
c. Husnuzhan kepada sesama manusia
Maksudnya kita berbaik sangka terhadap apapun
yang dilakukan orang lain atas dasar ketidaktahuan atau kepastian.
2. Surah Al Hujurat Ayat 12 Tentang Husnuzhan
3. Kandungan Surah Al Hujurat Ayat 12
a. Hendaknya umat Islam tidak mempunyai dugaan buruk terhadap orang lain
dan mempergunjingkannya.
b. Hendaknya tidak memberikan tuduhan tentang adanya suatu yang perlu
diwaspadai
c. Hendaknya umat Islam tidak mencari-cari kesalahan orang lain
4. Manfaat dan Hikmah Husnuzhan
a. Tumbuh rasa cinta kepada Allah SWT
b. Tercipta ketenangan dan kedamaian dalam hati
c. Terjalin ukhuwah (persaudaraan)
d. Terhindar dari fitnah
e. Terhindar dari rasa iri dan dengki
f. Memperoleh pahala dari Allah SWT.
6. Hadist tentang Anjuran Bersikap Husnuzzhan
“Janganlah kalian berprasangka
(curiga) , karena sesungguhnya prasangka itu pembicaaran yang paling dusta.
Janganlah kalian saling mencari cari berita atau mendengarkan aib orang,
janganlah kalian mencari cari keburukan orang, janganlah kalian saling menipu,
janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci, janganlah
kalian memboikot, dan jadilah kalian hamba hamba Allah yang bersaudara.” (HR.
Bukhari)
UKHUWAH
. Pengertian
Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan
perasaan kasih sayang, cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap setiap
orang, dimana keterpautan jiwa di tautkan oleh ikatan akidah Islam, iman dan
taqwa. Ukhuwah ini sangat identik dengan kerukunan yang dimiliki umat islam
2. Surah Al Hujurat ayat 10 tentang Ukhuwah
3. Kandungan Surah Al Hujurat ayat 10
a. Hendaknya umat Islam menciptakan rasa persaudaraan dan perdamaian di
muka bumi ini.
b. Hendaknya umat Islam membina persatuan dan persaudaraan antar sesama
manusia
c. Hendaknya umat Islam mendamaikan suadaranya yang berselisih dan mencari
jalan keluar yang paling bijak.
d. Umat islam harus senantiasa bertakwa kepada Allah.
4. Ukhuwah untuk Menjaga Kerukunan dan Persatuan
Kata kerukunan berasal dari rukun, yang
berarti damai, tidak bertengkar. Adapun maksud perlunya persatuan dan kerukunan
adalah karena manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai
makhluk sosial.
5. Manfaat dan Hikmah Ukhuwah
a. Akan mendapatkan rasa manis dan lezatnya iman, sebagaimana sabda
Rasulullah: “ Tiga perkara yang barangsiapa mendapatinya, dia akan
merasakan manisnya iman, yaitu dia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi
daripada kecintaan kepada selain keduanya, dia mencintai saudaranya dan
dia tidaklah mencintainya melainkan karena Allah, dia membenci untuk kembali
kepada kekufuran sebagaimana dia membenci untuk dilemparkan ke dalam An Nar.” (HR.
Al Bukhari dan Muslim)
b. Allah akan melindungi dari kengerian pada hari kiamat kelak
c. Mencintai karena Allah akan mendatangkan iman yang akan mengantarnya ke
surga
d. Ukhuwah akan melahirkan akhlak yang sempurna
e. Ukhuwah akan memperkokoh kekuatan kaum muslimin.
Contoh
Perilaku Mujahadah An Nafs dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh perilaku Mujahadah An Nafs adalah
sebagai berikut :
a. Mampu mengendalikan hawa nafsu saat melihat hal-hal yang disenangi.
b. Menolong orang lain meskipun dalam keadaan sulit.
c. Menguasai diri kita.
d. Saat ada dorongan hati untuk berniat negatif, maka segera ingat Allah.
e. Bersabar saat menghadapi masalah dan berpikir untuk melakukan respon
yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Contoh
Perilaku Ukhuwah dalam Kehidupan
a. Menegakkan sholat berjamaah di masjid
b. Menebarkan salam
c. Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya
d. Saling memaafkan
e. Menajuhi perbuatan maksiat
f. Saling mendoakan dengan kebaikan
Contoh
perilaku Husnuzzhan
a. Selalu memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan negara
b. Suka memberikan pembinaan yang baik kepada sesama
c. Gemar memberikan pertolongan kepada sesama
d. Selalu menjauhkan diri dari perilaku egois
e. Meyakini bahwa Allah benar benar Maha Esa
f. Umat muslim wajib bertaqwa kepada Allah
g. Beribadah dan berdoa kepada Allah
h. Bertawakal kepada Allah
i. Menerima dengan ikhlas semua keputusan dari Allah Swt.
BAB III.
PENUTUP
Rangkuman
- QS. Al-Anfal [8] ayat
72 berisi perintah control diri (mujahadatun-nafs)
- QS. Al-Hujurat [49]
ayat 12 berisi perintah berprangsangka baik (husnuz-zann)
- . QS. Al-Hujurat [49]
ayat 10 berisi perintah menjaga persaudaraan (ukhuwah)
- Mujahadatun-nafs artinya
perjuangan bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu atau bersungguh-sungguh
menghindari perbuatan yang melanggar hokum-hukum Allah subhanahu wa ta’ala.
- Menurut Al-quran Nafsu
manusia ada yaitu : - Nafsu ammarah
-
Nasfsu
lawwamah
-
Nafsu
muthtamainnah
- Rasullah menyebut
jihad melawan hawa nafsu sebagai jihad besar (Jihadul akbar)
- Orang beriman di
perintah knan untuk berperasangka baik. Baik itu husnuzann kepada Allah
SWT, kepada sesame manusia, maupun kepada diri sendiri
- Persaudaraan (Ukhuwah)
diantara sesame mukmin adalah persaudaran yang di landasi oleh persamaan
akidah dan keimanan kepada allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar