Jumat, 28 Juli 2017

Makalah Al - Qur'an Hadist

Makalah Al - Qur'an Hadist


MAKALAH
TELAAH MATERI AL-QUR’AN HADITS KELAS XI

 MADRASAH ALIYAH 

BAB II


Di
S
U
S
U
N
Oleh:
Annisa Yumaira
Ela Fadilla
Nahrisya
Rajwa Zahara
Riska Rahmiyanti

Guru Pembimbing: Muhammad Fauzan


MAN Lhokseumawe
Tahun ajaran 2017/2018

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis  dapat menyusun makalah ini.
Makalah  yang berjudul “Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas XI” yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
Dalam menyusun makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan ikut bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyusunan makalah yang lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya bagi pembaca umumnya. Amin..


Lhokseumawe, 28 Juli 17
Penyusun






DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ………………………………………………………….     2
Daftar Isi ………………………………………………………………..      3
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………    4
  1. Latar Belakang ………………………………………….............      4
  2. Peta Konsep….……………………………………................           8
Bab II Deskripsi …………………………………………………………     9
a.        Mari Memahami Al-Qur’an………………………………...      10
b.      Perilaku Orag yang Mengamalakan Mujahadatun-Nafs,
Husnuz-Zann, dan Ukhuwah………………………………..      17
Bab III Penutup……………………………………………………………  18
  1. Rangkuman……………………………………………………….    
  2. Daftar Pustaka           



BAB I
PENDAHULUAN
A   Latar Belakang
Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan pedoman umat Islam yang utama. Oleh karena itu, mempelajari Al-Qur’an dan Al-Hadits sangatlah penting. Hal tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan-pendidikan formal dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, maupun terpisah menjadi mata pelajaran tersendiri terutama di sekolah-sekolah berbasis agama Islam. Maka, keberadaan buku Al-Qur’an/Al-Hadits sangat penting untuk menunjang pembelajaran tersebut.
Namun kenyataanya, banyak buku materi tentang Al-Quran/Al-Hadits yang belum baik untuk dijadikan materi ajar di sekolah-sekolah berbasis keislaman, seperti di Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah ‘Aliyah (MA), serta sekolah-sekolah bercirikan Islam. Maka dari itu, perlu kecermatan dan ketelitian dari berbagai pihak terutama dari pihak guru mata pelajaran, sekolah (kurikulum) dan yayasan, terutama bagian pendidikan.
Dalam makalah ini, penulis akan mencoba menganalisis buku “Buku Siswa Al-Qur’an Hadits Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 untuk Madrasah Aliyah (Peminatan IPA, IPS dan Bahasa) kelas XI khususnya pada bab II” dari segi analisa profil dan isi buku, analisa kronologi atau urutan materi, analisa relevansi kesesuaian materi dengan standar kompetensi, analisa relevansi materi dengan kebutuhan siswa, analisa ketepatan ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits dan analisa terhadap kualiatas evaluasi belajarnya.


·         BAB II 
HIDUP LEBIH DAMAI DENGAN MUJAHADATUN-NAFS, HUSNUZ-ZANN, DAN UKHUWAH
Identitas materi: Hidup akan menjadi lebih damai dengan membiasakan kontrol diri, berbaik sangka kepada orang lain, dan tetap menjaga persaudaraan.

Kompetensi Inti:
  1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
  2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
  3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanuisaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
  4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya dimadrasah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.


Kompetensi Dasar:
  1. Menghayati nilai-nilai yang terkait dengan mujahadatun-nafs, husnuz-zann dan ukhuwah.
  2. Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang prasangka yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah.
  3. Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits.
  4. Mempresentasikan isi dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an tentang kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits.
Tujuan Pembelajaran:
  1. Peserta didik dapat membaca QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12,  QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
  2. Peserta didik dapat menyebutkan makna mufradat QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
  3. Peserta didik dapat menjelaskan kandungan QS. Al-Anfal [8]: 72, QS. Al-Hujurat [49]: 12, QS. Al-Hujurat [49]: 10 dan Hadits tentang perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
  4. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadtun-nafs), prasangka baik (husnuz-zann) dan persaudaraan (ukhuwah).
Materi Pembelajaran:
  1. QS. Al-Anfal [8] ayat 72 berisi tentang perintah kontrol diri (mujahadatun-nafs).
  2. QS. Al-Hujurat [49] ayat 12 berisi perintah berprasangka baik (husnuz-zan).
  3. QS. Al-Hujurat [49] ayat 10 berisi perintah menjaga persaudaraan (ukhuwah).
  4. Mujahadatun-nafs artinya perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu atau bersungguh-sungguh menghindari perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah SWT.
  5. Menurut Al-Qur’an nafsu manusia ada tiga yaitu nafsu amarah, nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah.
  6. Rasulullah menyebut jihad melawan hawa nafsu sebagai jihad besar (jihadul-akbar).
  7. Orang beriman diperintahkan untuk berprasangka baik (husnuz-zan), baik itu husnuz-zan kepada Allah SWT, kepada sesama manusia, maupun kepada diri sendiri.
  8. Persaudaraan (ukhuwah) diantara sesama mukmin adalah persaudaraan yang dilandasi oleh persamaan akidah dan keimanan kepada Allah SWT.

B.        Peta Konsep


                                
 





           



  • BAB II. Deskripsi
  • Memahami Alqur’an dan Hadis.
Mujahadatun-Nasf
  • Artinya :
  • "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Anfal 18:72)


  • Kandungan Surat Al-Anfal ayat 72 :
  • 1. Berhijrah dari lingkungan kufur, syirik dan dosa untuk menjaga agama dan melaksanakan tugas-tugas agama merupakan suatu perkara yang diharuskan.
  • 2. Perjanjian dan perbatasan antara negara tidaklah menghalangi seorang muslim untuk melakukan tugas-tugas agamanya. Jika ada seorang muslim yang berada di negara lain dalam kondisi teraniaya dan meminta pertolongan kepada kita, kita sebagai saudara sesama muslim harus memberikan pertolongan kepadanya.
  • 3. Berpegang teguh pada perjanjian yang dijalin, termasuk dengan kaum kafir sekalipun adalah sebuah keharusan. Selama pihak lain juga komitmen terhadap janji mereka.
  • Perilaku Yang Mencerminkan dari Surat Al-Anfal ayat 72 :
  • 1. Rela berkorban demi membela tegaknya syariat Islam meski harus mengorbankan harta, jiwa, dan tenaga.
  • 2. Lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
  • 3. Tolong-menolong antar sesama muslim. Seperti, memberi tempat tinggal kepada korban bencana, memberikan bantuan berupa harta maupun tenaga, dan memberikan sedekah kepada fakir miskin di sekitar kita.


  Pengertian
Mujahadah an nafs sering disebut juga dengan kontrol diri, yaitu perjuangan sungguh-sungguh atau jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah konsekuensi positif, kontrol diri pun merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan.
Jika kita menilik secara hakiki, nafsu diri atau disebut sebagai hawa nafsu merupakan poros kejahatan. Karena, nafsu diri memiliki kecenderungan untuk mencari berbagai kesenangan. Inilah kenapa Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh.

   Manfaat dan Hikmah Mujahadah An Nafs (Kontrol Diri)
Mujahadah An Nafs sangat penting dalam kehidupan kita. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.      Kontrol diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan orang lain (interaksi sosial). Hal ini dikarenakan kita senantiasa hdup dalam kelompok/masyarakat dan tidak bisa hidup sendirian, seluruh kebutuhan hidup kita pun terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu juga kebutuhan psikologis dan dan sosial kita. Oleh karena itu kita harus kerjasama dengan orang lain.
b.      Kontrol diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita (nilai diri)
c.       Kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.
Dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan diri sebaik-baiknya, maka kita akan dapat menjadi pribadi yang efektif. Kemampuan mengendalikan diri menjadi sangat berarti untuk meminimalkan perilaku buruk yang selama ini banyak kita jumpai dalam kehidupan di masyarakat juga dalam tatanan kenegaraan.
Ciri-ciri Mujahadah An Nafs (Kontrol Diri)
Ciri-ciri seseorang yang mempunyai kontrol diri antara lain :
a.      Kemampuan untuk mengontrol perilaku yang ditandai dengan kemampuan mengahadapi situasi yang tidak diinginkan.
b.      Kemampuan menunda kepuasan dengan segera mengatur perilaku.
c.       Kemampuan mengantisipasi peristiwa dengan mengantisipasi keadaan melalui pertimbangan secara objektif.
d.      Kemampuan menafsirkan peristiwa dengan melakukan penilaian dan penafsiran suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positifnya.
e.       Kemampuan mengontrol keputusan.
Orang yang rendah kemampuan mengontrol diri cenderung akan reaktif dan terus tidak stabil.
   Prinsip-prinsip dalam Muhajahad An Nafs
a.      Prinsip Kemoralan
Agama islam mengajarkan moral yang baik bagi setiap umatnya, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh dan lainnya.
b.      Prinsip Kesadaran
Prinsip ini mengajarkan kepada kita agar senantiasa sadar saat suatu bentuk pikiran yang negatif muncul.
c.       Prinsip Perenungan
Dengan melakukan perenungan, maka kita akan cenderung mampu mengendalikan diri.
d.      Prinsip Kesabaran
Perlu adanya kesadaran akan kondisi emosi yang kita miliki.
e.       Prinsip Pengalihan Perhatian
Manakala kita menyibukkan diri dengan aktifitas yang positif.
Hadis tentang Anjuran Mujahadah An Nafs
“Mulailah (berbuat baik) kepada dirimu sendiri, makan beri nafkahlah dirimu lebih dahulu. Bila masih ada yang akan engkau nafkahkan berikanlah kepada keluargamu. Bila masih ada lagi sesudah memberi keluargamu, berikanlah kepada karib kerabatmu. Dan bila masih ada lagi sesudah memberi karib kerabatmu, maka bertindaklah seperti itu, yakni utamakanlah yang lebih erat hubungannya dengan orang yang akan di beri nafkah itu, dan demikianlah seterusnya.” (H.R An Nasa’i dari Jabir)



Husnuz-zaan
     Husnuzhan
1.      Pengertian
Kata Husnuzhan berarti berprasangka baik atau sering disebut juga positive thinking. Lawan kata husnuzhan adalah su’uzhan, artinya berprasangka buruk. Dalam penerapannya husnuzhan ada tiga, yaitu husnuzhan kepada Allah SWT, husnuzhan kepada diri sendiri, dan husnuzhan kepada sesama manusia.
a.      Husnuzhan kepada Allah SWT
Husnuzhan kepada Allah SWT tidak sebatas ucapan lisan saja, namun benar-benar direflesikan dalam bentuk tindakan nyata, antara lain sebagai berikut :
1)      Mencintai Allah SWT.
Dibuktikan dengan sikap senang mendengar panggilan-Nya, senang menjalankan perintah-Nya.
2)      Taat kepada Allah SWT
Dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3)      Selalu mohon ampunan-Nya
Dilakukan agar kita menyadari bahwa kita penuh dengan dosa, agar kita senantiasa selalu berdoa kepada-Nya.
b.      Husnuzhan kepada diri sendiri
Husnuzhan kepada diri sendiri erat kaitannya dengan sifat percaya diri. Kita yakin bahwa diri kita sanggup mengerjakan banyak hal.
c.       Husnuzhan kepada sesama manusia
Maksudnya kita berbaik sangka terhadap apapun yang dilakukan orang lain atas dasar ketidaktahuan atau kepastian.
2.      Surah Al Hujurat Ayat 12 Tentang Husnuzhan
3.      Kandungan Surah Al Hujurat Ayat 12
a.      Hendaknya umat Islam tidak mempunyai dugaan buruk terhadap orang lain dan mempergunjingkannya.
b.      Hendaknya tidak memberikan tuduhan tentang adanya suatu yang perlu diwaspadai
c.       Hendaknya umat Islam tidak mencari-cari kesalahan orang lain
4.      Manfaat dan Hikmah Husnuzhan
a.      Tumbuh rasa cinta kepada Allah SWT
b.      Tercipta ketenangan dan kedamaian dalam hati
c.       Terjalin ukhuwah (persaudaraan)
d.      Terhindar dari fitnah
e.       Terhindar dari rasa iri dan dengki
f.        Memperoleh pahala dari Allah SWT.
6.      Hadist tentang Anjuran Bersikap Husnuzzhan
Janganlah kalian berprasangka (curiga) , karena sesungguhnya prasangka itu pembicaaran yang paling dusta. Janganlah kalian saling mencari cari berita atau mendengarkan aib orang, janganlah kalian mencari cari keburukan orang, janganlah kalian saling menipu, janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian memboikot, dan jadilah kalian hamba hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari)

UKHUWAH
.      Pengertian
Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang, dimana keterpautan jiwa di tautkan oleh ikatan akidah Islam, iman dan taqwa. Ukhuwah ini sangat identik dengan kerukunan yang dimiliki umat islam
2.      Surah Al Hujurat ayat 10 tentang Ukhuwah

3.      Kandungan Surah Al Hujurat ayat 10
a.      Hendaknya umat Islam menciptakan rasa persaudaraan dan perdamaian di muka bumi ini.
b.      Hendaknya umat Islam membina persatuan dan persaudaraan antar sesama manusia
c.       Hendaknya umat Islam mendamaikan suadaranya yang berselisih dan mencari jalan keluar yang paling bijak.
d.      Umat islam harus senantiasa bertakwa kepada Allah.
4.      Ukhuwah untuk Menjaga Kerukunan dan Persatuan
Kata kerukunan berasal dari rukun, yang berarti damai, tidak bertengkar. Adapun maksud perlunya persatuan dan kerukunan adalah karena manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial.
5.      Manfaat dan Hikmah Ukhuwah
a.      Akan mendapatkan rasa manis dan lezatnya iman, sebagaimana sabda Rasulullah: “ Tiga perkara yang barangsiapa mendapatinya, dia akan merasakan manisnya iman, yaitu dia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi daripada kecintaan kepada selain keduanya, dia mencintai saudaranya dan dia tidaklah mencintainya melainkan karena Allah, dia membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana dia membenci untuk dilemparkan ke dalam An Nar.”  (HR. Al Bukhari dan Muslim)
b.      Allah akan melindungi dari kengerian pada hari kiamat kelak
c.       Mencintai karena Allah akan mendatangkan iman yang akan mengantarnya ke surga
d.      Ukhuwah akan melahirkan akhlak yang sempurna
e.       Ukhuwah akan memperkokoh kekuatan kaum muslimin.

   Contoh Perilaku Mujahadah An Nafs dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh perilaku Mujahadah An Nafs adalah sebagai berikut :
a.      Mampu mengendalikan hawa nafsu saat melihat hal-hal yang disenangi.
b.      Menolong orang lain meskipun dalam keadaan sulit.
c.       Menguasai diri kita.
d.      Saat ada dorongan hati untuk berniat negatif, maka segera ingat Allah.
e.       Bersabar saat menghadapi masalah dan berpikir untuk melakukan respon yang bijaksana dan bertanggung jawab.

   Contoh Perilaku Ukhuwah dalam Kehidupan
a.      Menegakkan sholat berjamaah di masjid
b.      Menebarkan salam
c.       Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya
d.      Saling memaafkan
e.       Menajuhi perbuatan maksiat
f.        Saling mendoakan dengan kebaikan

   Contoh perilaku Husnuzzhan
a.      Selalu memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan negara
b.      Suka memberikan pembinaan yang baik kepada sesama
c.       Gemar memberikan pertolongan kepada sesama
d.      Selalu menjauhkan diri dari perilaku egois
e.       Meyakini bahwa Allah benar benar Maha Esa
f.        Umat muslim wajib bertaqwa kepada Allah
g.      Beribadah dan berdoa kepada Allah
h.      Bertawakal kepada Allah
i.        Menerima dengan ikhlas semua keputusan dari Allah Swt.


BAB III. PENUTUP

   Rangkuman
  1. QS. Al-Anfal [8] ayat 72 berisi perintah control diri (mujahadatun-nafs)
  2. QS. Al-Hujurat [49] ayat 12 berisi perintah berprangsangka baik (husnuz-zann)
  3. . QS. Al-Hujurat [49] ayat 10 berisi perintah menjaga persaudaraan (ukhuwah)
  4. Mujahadatun-nafs artinya perjuangan bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu atau bersungguh-sungguh menghindari perbuatan yang melanggar hokum-hukum Allah subhanahu wa ta’ala.
  5. Menurut Al-quran Nafsu manusia ada yaitu : - Nafsu ammarah
-          Nasfsu lawwamah
-          Nafsu muthtamainnah
  1. Rasullah menyebut jihad melawan hawa nafsu sebagai jihad besar (Jihadul akbar)
  2. Orang beriman di perintah knan untuk berperasangka baik. Baik itu husnuzann kepada Allah SWT, kepada sesame manusia, maupun kepada diri sendiri
  3. Persaudaraan (Ukhuwah) diantara sesame mukmin adalah persaudaran yang di landasi oleh persamaan akidah dan keimanan kepada allah swt.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar